Oleh : Devi Putri Anjani )*
Pemilihan Umum (Pemilu) tak hanya sekadar proses demokratis untuk menentukan pemimpin, tetapi juga momentum krusial yang memperlihatkan betapa pentingnya peran generasi muda dalam membentuk arah dan masa depan suatu negara.
Seiring dengan perkembangan zaman, data yang disampaikan oleh August Mellaz, seorang anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada bulan Juni 2023, menyoroti potensi besar dari Generasi Milenial dan Generasi Z, yang mencapai 116 juta pemilih atau 60% dari total pemilih. Angka tersebut bukan hanya representasi jumlah, tetapi juga harapan akan kontribusi aktif generasi muda dalam mengukir sejarah dan membentuk peta politik ke depan.
Kesadaran akan peran penting generasi muda semakin mengemuka, terutama dalam konteks demokrasi. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana mendorong generasi muda untuk turut serta dan menyalurkan hak suaranya.
Pada akhirnya, keberhasilan demokrasi suatu negara tak lepas dari keterlibatan dan pemahaman politik yang baik dari seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda.
Tanggung jawab besar bagi generasi muda terletak pada penentuan arah masa depan negara. Edukasi politik menjadi fondasi utama yang perlu diperkuat guna mempersiapkan mereka menghadapi Pemilu 2024. Pendidikan formal memiliki peran yang tidak tergantikan dalam memberikan pemahaman komprehensif tentang proses politik, cara berpolitik yang benar, dan nilai-nilai demokrasi.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aars dan Christesen, yang berjudul “Education and Political Participation: The Impact of Educational Environments,” menegaskan bahwa pendidikan formal memiliki peran krusial dalam menentukan tingkat partisipasi politik.
Peningkatan kualitas kurikulum politik, pelatihan pendidik politik, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendorong partisipasi aktif dan keterlibatan siswa dalam diskusi politik yang konstruktif menjadi langkah-langkah penting.
Dalam konteks ini, lembaga pendidikan formal menjadi garda terdepan dalam memberikan pemahaman mendalam kepada generasi muda. Peningkatan kualitas kurikulum politik, pelatihan guru politik yang berkualitas, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung partisipasi aktif dapat menjadi langkah-langkah konkret untuk membangun fondasi politik yang kuat pada generasi mendatang.
Memastikan bahwa generasi muda memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang proses politik, kebijakan publik, dan pentingnya hak suara mereka adalah langkah penting menuju masyarakat yang demokratis.
Selain pendidikan formal, keluarga juga memiliki peran besar dalam membentuk pandangan politik generasi muda. Keluarga bukan hanya menjadi tempat pertama di mana individu terpapar nilai-nilai politik, tetapi juga sebagai agen utama dalam penanaman nilai-nilai tersebut.
Studi yang dilakukan oleh Rico dan Jennings dalam penelitiannya yang berjudul “The Formation of Left-Right Identification: Pathways and Correlates of Parental Influence” menyoroti peran orangtua sebagai penentu utama dalam membentuk identifikasi politik anak.
Namun, peran keluarga tidak boleh dipandang sebagai satu-satunya faktor pembentuk pandangan politik generasi muda. Perbedaan pandangan politik di antara anggota keluarga bisa memengaruhi cara generasi muda memahami politik.
Untuk itu, penting untuk mendorong diskusi yang terbuka, mendukung pemikiran kritis, serta menghargai perbedaan pendapat dalam keluarga. Hanya dengan memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengembangkan pandangan politik yang lebih luas dan tidak terpaku pada satu sudut pandang saja, kita dapat memastikan perkembangan pemikiran yang seimbang.
Selain dari dalam keluarga, terdapat pengaruh dari faktor luar seperti pendidikan, lingkungan sosial, dan eksposur terhadap informasi dari media massa dan internet yang juga turut membentuk pandangan politik generasi muda.
Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan terintegrasi perlu diadopsi untuk memastikan bahwa generasi muda mendapatkan pengaruh yang seimbang dan beragam dalam pembentukan pandangan politik mereka.
Peranan media massa dalam menyajikan informasi politik dan membentuk kemampuan berpikir kritis pada generasi muda memiliki dampak yang signifikan. Media massa menjadi jendela dunia yang membuka akses bagi generasi muda untuk mendapatkan informasi terkini tentang isu-isu politik yang sedang berkembang.
Ketika media massa dapat menyajikan informasi secara objektif, mematuhi prinsip jurnalisme berkualitas dengan verifikasi fakta yang baik, dan memberikan sudut pandang yang seimbang terhadap suatu topik politik, hal ini dapat membantu generasi muda untuk membentuk pemikiran yang kritis dan berbasis fakta.
Namun, tantangan muncul ketika media massa tidak mampu menjaga kualitas dan integritas informasi yang disampaikan. Literasi media menjadi kunci bagi generasi muda dalam mengembangkan pemikiran kritis terhadap informasi yang mereka terima.
Keterampilan literasi media mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menyaring informasi yang diperoleh dari media massa. Generasi muda yang dilengkapi dengan keterampilan literasi media dapat mengenali bias, memahami konteks dari berita yang disajikan, serta mampu menyusun pemahaman yang lebih holistik tentang politik.
Peran penting generasi muda sebagai pionir perubahan dalam membangun masyarakat yang inklusif dan adil melalui partisipasi politiknya sangatlah vital. Keterlibatan politik mereka memiliki dampak yang besar dalam menciptakan perubahan yang positif, membawa ide-ide segar, energi, dan pandangan baru ke dalam arena politik.
Melalui partisipasi aktif dalam Pemilu, generasi muda tidak hanya memberikan suara mereka untuk memilih pemimpin yang mewakili nilai-nilai mereka, tetapi juga dapat menjadi agen pengubah dalam pembuatan kebijakan, mempengaruhi agenda politik, dan memperjuangkan isu-isu yang dianggap penting bagi mereka dan masyarakat.
Pemilu 2024 bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kita semua. Dengan menjadikan edukasi politik sebagai kunci, kita membuka pintu menuju masyarakat yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Mari bersama-sama membangun bangsa yang demokratis dan berkeadilan melalui pengetahuan dan partisipasi aktif generasi muda.
)* Kontributor Duta Media