Oleh : Mayang Dwi Andaru )*
Pemilihan umum (Pemilu) 2024 merupakan salah satu tonggak demokrasi yang sangat penting bagi Indonesia. Di tengah dinamika perkembangan zaman, peran pemuda dalam pesta demokrasi menjadi semakin krusial.
Mendorong partisipasi anak muda dalam memanfaatkan hak pilihnya bukan hanya suatu kewajiban, melainkan juga investasi dalam masa depan bangsa. Keputusan yang diambil dalam pemilihan tersebut akan membentuk arah kebijakan negara, sehingga penting bagi generasi muda untuk turut serta dalam menentukan nasib bangsanya.
Sebuah langkah positif diambil oleh Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dengan menggelar sosialisasi Pemilu damai di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Boulevard pada Minggu, 28 Januari 2024. Acara ini bertujuan untuk tidak hanya mengajak masyarakat untuk tidak golput, tetapi juga membentuk pemilih yang cerdas.
Dalam sosialisasi ini, Plt Kepala Diskominfo Kota Makassar, Ismawaty Nur, menyoroti peran kunci generasi muda dalam proses demokrasi. Dengan memastikan suara mereka terdengar, Ismawaty meyakinkan bahwa hanya dengan bersama-sama, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih baik.
Pentingnya peran pemilih muda tidak hanya menjadi sorotan di tingkat lokal, tetapi juga mendapat perhatian dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Dalam wacana “Pemilu Damai Ruang Digital Aman,” Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siber Kreasi menyoroti pentingnya waspada terhadap informasi hoaks, terutama bagi pemilih pemula.
Hidup dalam era digital, dimana teknologi menjadi elemen tak terpisahkan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024, menuntut masyarakat untuk memiliki kewaspadaan tinggi terhadap informasi yang seringkali tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan.
Widodo Muktiyo, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, menyoroti peran positif interaksi sosial sebagai kunci pembentukan kedamaian, khususnya dalam konteks penyelenggaraan pemilu. Menurutnya, hubungan baik antarwarga dapat menjadi landasan penting dalam menciptakan suasana damai, dan hal ini sangat relevan ketika memasuki tahap pemilihan umum.
Dengan peningkatan 12% pemilih pemula pada Pemilu 2024, Muktiyo menekankan esensialnya literasi digital dan nalar kritis. Kondisi ini menandakan bahwa masyarakat perlu memahami secara mendalam penggunaan teknologi digital untuk mengakses informasi, dan kemampuan untuk menyaring serta menilai informasi dengan cerdas menjadi faktor utama.
Dalam menghadapi arus informasi yang semakin kompleks, literasi digital dan nalar kritis menjadi alat yang sangat dibutuhkan agar tidak terjebak dalam narasi yang dapat merugikan kebijakan demokrasi.
Pemilu kali ini dianggap sebagai salah satu yang paling dinamis, seiring dengan perkembangan dunia digital. Widodo Muktiyo memaparkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 6 jam per hari untuk menggunakan ponsel, dengan mayoritas mengakses media sosial.
Oleh karena itu, akses yang mudah ke informasi faktual dan benar menjadi modal utama untuk menggunakan hak pilih secara bijak.
Menyadari bahwa pemilu adalah momentum istimewa bagi bangsa dan negara, Ismawaty dari Diskominfo Kota Makassar juga mengingatkan pentingnya masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima informasi.
Di tengah maraknya hoaks yang beredar di media sosial, masyarakat diharapkan dapat memfilter informasi dengan cerdas dan tidak terjebak dalam penyebaran berita palsu. Pemilu bukan hanya soal menyalurkan hak pilih, tetapi juga tentang membangun dasar demokrasi yang kokoh dan bermartabat.
Tak hanya melibatkan pemerintah dan pemilih, tokoh politik pun memberikan sorotan pada pentingnya pemilihan yang bijak. Anggota Komisi I DPR RI, Fadhlullah, berharap agar masyarakat, khususnya di Aceh, memilih wakil-wakilnya dengan bijak pada 14 Februari 2024.
Pengamat Politik Aceh dan Akademisi Universitas Abulyatama, Usman Lamreung, menambahkan dimensi spiritual dalam pandangannya. Baginya, pemilu adalah sarana partisipasi masyarakat untuk memilih wakilnya, dan keamanan dalam penyelenggaraannya sangat penting.
Pemilu 2024 bukan sekadar ajang politik, tetapi juga ujian bagi kematangan demokrasi Indonesia. Pemilih muda memiliki peran krusial dalam menentukan arah bangsa ini. Dengan pengetahuan literasi digital yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang hak pilih, generasi muda dapat membentuk masa depan yang lebih baik.
Janganlah kita lupa bahwa pemilu adalah bentuk kontribusi kita pada demokrasi. Melalui suara kita, kita memiliki kekuatan untuk membentuk pemerintahan yang mewakili kepentingan rakyat. Oleh karena itu, mari bersama-sama memanfaatkan hak pilih kita dengan bijak.
Masyarakat diingatkan untuk tidak hanya melibatkan diri dalam proses pemilihan, tetapi juga untuk berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi. Waspada terhadap hoaks dan berita palsu adalah langkah awal dalam membentuk masyarakat yang cerdas dan kritis.
Pemilu 2024 bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga tentang mengukir masa depan Indonesia. Suara setiap pemilih, terutama generasi muda, memiliki dampak yang besar pada arah bangsa ini. Mari kita lihat Pemilu bukan sebagai beban, tetapi sebagai kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata pada pembangunan demokrasi Indonesia.
Sebagai anak muda, mari kita terlibat aktif dalam proses demokrasi. Jangan sia-siakan hak pilih kita. Mari bersama-sama menciptakan Indonesia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera. Pemilu 2024 adalah panggung bagi kita untuk menentukan siapa yang akan memimpin negara ini ke depan.
Mari bersama-sama memastikan bahwa suara kita terdengar, dan kita memiliki andil dalam membentuk masa depan Indonesia yang gemilang.
)* Penulis adalah Analis pada Lembaga Sadawira Utama