Oleh : Gita Oktaviani )*
Dalam setiap tahapan pelaksanaan Pemilu, peran media massa menjadi elemen sentral yang menentukan kesuksesan proses demokratis tersebut. Media bukan hanya sebagai saluran penyampaian informasi, melainkan juga sebagai kekuatan penggerak yang mampu membentuk opini publik, memberikan edukasi, dan menjaga integritas pesta demokrasi.
Kesuksesan Pemilu tidak dapat dilepaskan dari peran krusial media massa yang memiliki kemampuan untuk membimbing, memberdayakan, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Anggota DPRD Palangka Raya, Noorkhalis Ridha, menekankan pentingnya peran media dalam mengawal kesuksesan Pemilu. Demokrasi yang berkembang tidak dapat dilepaskan dari peran media. Ridha menyatakan bahwa media bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penggerak proses demokrasi. Sejauh ini, implementasi demokrasi diukur melalui pemilihan umum yang dilakukan secara demokratis, memastikan rakyat memilih pemimpin sesuai hati nurani mereka. Oleh karena itu, media massa memiliki peran besar dalam menyukseskan pemilihan umum.
Pentingnya peran media massa semakin terasa dalam Pemilu 2024. Ridha menegaskan bahwa keberadaan media harus massif untuk mendorong berjalannya pemilu yang berkualitas dan demokratis. Tantangan yang dihadapi dalam Pemilu 2024 adalah ruang digital yang semakin luas, terutama di media sosial (Medsos). Media sosial menjadi area yang rawan menimbulkan potensi konflik, dan peran media massa menjadi krusial dalam menangkal potensi tersebut.
Dalam menghadapi tantangan ruang digital, media massa perlu menjalankan peran edukatif dan informatif. Kabid Humas Polda Jambi, Komisaris Besar Polisi Mulia Prianto, mengajak pemuda untuk menjaga ekosistem media sosial yang damai selama Pemilu 2024. Keberadaan media sosial memberikan pengaruh besar terhadap pandangan masyarakat, dan sulitnya mengontrol isu-isu yang berkembang di media sosial membuat peran pemuda, khususnya mahasiswa, semakin penting.
Prianto menyoroti fakta bahwa media sosial tidak dapat sepenuhnya dikontrol, dan oleh karena itu, mahasiswa perlu menjadi lebih bijak dalam menerima informasi. Pemuda diminta untuk tidak mudah terpancing oleh konten yang bersifat menghasut dan untuk lebih berhati-hati dalam mengambil kesimpulan dari sebuah informasi. Pemuda, sebagai agen perubahan, memiliki peran besar dalam menciptakan atmosfer damai di media sosial.
Selain itu, Prianto juga berharap agar mahasiswa bersikap bijak dalam menyebarkan informasi. Jangan sampai mahasiswa ikut menyebarkan berita yang belum terverifikasi, yang dapat menyebabkan keributan dan ketegangan di masyarakat. Prianto mengingatkan agar pemuda menjadi pelopor dalam menyebarkan berita positif, mengajak dalam kebaikan, dan membangun persatuan.
Dalam konteks Pemilu, Polda Jambi melakukan diskusi bersama mahasiswa terkait isu menjaga persatuan di tengah perbedaan untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang aman, damai, dan bermartabat. Dialog ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru sehingga mahasiswa dapat terlibat aktif dalam mendukung terciptanya pesta demokrasi yang kondusif.
Bawaslu Sumut, di sisi lain, fokus pada peningkatan peran masyarakat dan media dalam pengawasan Pemilu. Saut Boangmanalu, Koordinator Data, Informasi, dan Humas Bawaslu Sumut, menegaskan bahwa peran media dan masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam pengawasan pemilihan umum tahun 2024. Bawaslu Sumut telah melakukan berbagai kegiatan selama masa kampanye untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap pesta demokrasi tersebut.
Bawaslu Sumut tidak hanya mengandalkan kerja sendiri. Mereka menggandeng seluruh elemen masyarakat, termasuk media massa, agar pengawasan terhadap Pemilu 2024 semakin optimal. Melalui sosialisasi, pelatihan, dan kerjasama dengan media massa, Bawaslu Sumut berupaya membangkitkan kepedulian masyarakat akan pentingnya pengawasan dalam pelaksanaan Pemilu.
Menurut Boangmanalu, media massa memiliki peran krusial dalam menyosialisasikan informasi tentang pentingnya pengawasan dalam pemilu. Masyarakat perlu diberi pemahaman yang baik agar sadar akan kewajibannya dalam mengawasi jalannya proses demokrasi. Dalam pandangannya, kolaborasi antara Bawaslu, media massa, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan transparan dan berintegritas.
Peran media massa dalam Pemilu 2024 bukan hanya sebagai penyalur informasi, tetapi juga sebagai pembentuk opini publik. Melalui penyajian informasi yang berimbang, netral, dan akurat, media massa dapat membantu membangun pemahaman yang benar di kalangan masyarakat. Informasi yang tepat akan memberikan kekuatan dan keyakinan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pesta demokrasi.
Dalam menyikapi Pemilu 2024, semua pihak, termasuk media massa, harus menyadari tanggung jawabnya. Ancaman dan tantangan di era digital harus dihadapi dengan bijak dan bertanggung jawab. Media massa, sebagai salah satu pilar demokrasi, perlu terus mengembangkan standar kualitas informasi, mendorong partisipasi aktif masyarakat, dan menjaga integritas Pemilu.
Penting bagi semua pihak, termasuk media massa, untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif menjelang Pemilu. Dengan menjauhi polarisasi dan menyajikan informasi yang berimbang, media massa dapat menjadi kekuatan positif dalam merayakan pesta demokrasi.
Melalui kolaborasi antara lembaga pengawas, media massa, dan masyarakat, Pemilu 2024 dapat dihadapi dengan keyakinan akan keberhasilan, menuju masa depan yang lebih baik. Mari kita bersama-sama menjaga martabat Pemilu, membangun persatuan, dan mewujudkan Indonesia yang demokratis dan berkeadilan. Ini adalah tugas bersama untuk masa depan yang lebih baik.
)* Kontributor Jendela Baca Institute