Oleh : Shenna Aprilya Zahra )*
Dalam dinamika demokrasi, Pemilihan Umum menjadi fondasi yang kokoh bagi suatu negara. Namun, di balik proses ini, terdapat peran penting pemuda dalam membentuk arah dan masa depan sebuah bangsa.
Pemilu, sebagai tonggak penting dalam dinamika demokrasi, memegang peranan sentral dalam menentukan masa depan suatu negara. Dekatnya Pemilu 2024 memberikan sinyal bagi pemilih muda untuk lebih memahami peran serta mereka dalam proses politik.
KPU mencatat bahwa pemilih muda akan menyumbang hingga 60% dari total pemilih, menggarisbawahi urgensi edukasi politik bagi generasi ini.
Kesadaran politik yang rendah di kalangan pemilih muda bisa menimbulkan banyak mispersepsi, salah satunya adalah anggapan bahwa mereka yang tinggal di tempat yang tidak sesuai dengan alamat KTP tidak bisa menggunakan hak suara. Padahal, proses pemindahan hak memilih dapat dilakukan dengan membawa dokumen pendukung yang sesuai dengan alasan pemindahan tersebut.
Menjelang Pemilu sebelumnya, partisipasi pemilih muda sudah mencapai target yang ditentukan. Namun, harapan untuk Pemilu 2024 adalah agar pemilih muda lebih aktif dan menggunakan hak suaranya secara bertanggung jawab.
Partisipasi pemilih muda memiliki dampak besar, karena hasil Pemilu menjadi cermin bagi kemajuan suatu negara, baik dari sisi pemilihan pemimpin eksekutif maupun legislatif.
Tujuan Pemilu secara esensial adalah untuk menyaring calon pemimpin yang mendapat dukungan rakyat dan membentuk pemerintahan yang demokratis, sesuai dengan cita-cita nasional menurut UUD 1945.
Namun, dalam mengambil keputusan, pemilih muda harus bijak dan tidak mudah terpengaruh oleh retorika manis atau politik uang. Menentukan pilihan terbaik melibatkan pertimbangan dari berbagai sudut pandang yang harus dipikirkan secara matang.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keputusan pemilih, mulai dari pengaruh orang tua, citra visual, hingga politik uang. Namun, esensi dari memilih yang baik tidak semudah itu, butuh pertimbangan yang matang dan tidak terjebak pada hal-hal sekunder.
Sebagai tambahan, pentingnya memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih sesuai keyakinan masing-masing. Namun, yang menjadi permasalahan adalah ketika hak suara tidak digunakan dengan bijaksana. Masa depan negara sangatlah bergantung pada pilihan yang diambil, dan kesalahan dalam memilih bisa berdampak besar bagi negara ini.
Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bandung, M. Rasyid Rajasa, menyoroti pentingnya peran dan partisipasi pemuda dalam politik saat ini. Menurutnya, pemilih generasi milenial dan gen-z akan mendominasi Pemilu 2024 dengan mencapai lebih dari 113 juta suara atau 56,45 persen dari total pemilih.
Menurut Rasyid, pemuda memiliki peran krusial dalam menentukan arah dan masa depan bangsa. Ia menggarisbawahi bagaimana sejarah mencatat peran kunci yang dimainkan oleh generasi muda dalam perjalanan politik Indonesia, mulai dari era pra-kemerdekaan hingga kini.
Dalam konteks saat ini, pemilihan umum merupakan bentuk penghormatan terhadap kedaulatan rakyat, di mana pemilih “biasa” memiliki kesempatan untuk menentukan arah negara setiap lima tahun melalui proses representasi yang diwakili oleh para anggota parlemen.
Diskusi yang berlangsung antara kader HIMA-HIMI Persis Cimahi dengan Rasyid memperlihatkan betapa interaktifnya suasana, di mana argumen kritis dan pertanyaan-pertanyaan tajam dari para peserta menghidupkan diskursus politik tersebut.
Dalam menjawab pertanyaan Nouval tentang stereotipe apatisnya pemuda terhadap politik, Rasyid membawa data survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menunjukkan peningkatan partisipasi pemilih muda dari Pemilu ke Pemilu.
Menyadari pentingnya peran pemilih muda dalam proses politik, Rasyid menyatakan bahwa apabila generasi ini benar-benar apatis, acara-acara politik seperti seminar ini mungkin tidak akan terlaksana.
Pemilu 2024 menjadi titik sentral bagi kesadaran politik dan partisipasi aktif pemuda dalam membangun masa depan Indonesia. Tantangan yang dihadapi bukan hanya soal pemilihan wakil, tetapi juga tentang membentuk masyarakat yang kritis, terinformasi, dan bertanggung jawab.
Momentum Pemilu seharusnya menjadi pendorong bagi pemuda untuk terlibat lebih dalam berbagai aspek kehidupan politik. Harapan kita bukan hanya pada hasil akhir suatu pemilihan, tetapi pada proses pendewasaan politik yang mampu melahirkan warga negara yang peduli, terlibat, dan mengambil peran aktif dalam menjaga kesejahteraan bersama.
Dengan melihat kembali sejarah peran pemuda dalam dinamika politik Indonesia, kita dapat menemukan inspirasi besar untuk terus bergerak maju. Generasi muda memiliki kekuatan besar untuk mengubah arah dan menentukan masa depan bangsa. Keterlibatan mereka dalam proses politik tidak hanya dilihat dari suara yang diambil di TPS, tetapi juga dari kontribusi nyata mereka dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sadarlah, peran pemuda tak terbatas pada hari pemilihan. Ia mencakup keterlibatan dalam pengambilan keputusan lokal, partisipasi dalam kegiatan sosial, hingga kontribusi dalam merumuskan solusi atas permasalahan bangsa. Kita semua memiliki peran dalam mengawal proses demokrasi ini, dan pemuda adalah pilar utamanya.
Mari kita jadikan Pemilu 2024 sebagai tonggak baru dalam mengangkat peran pemuda, memupuk semangat kepedulian akan masa depan bangsa, dan membangun Indonesia yang lebih baik bersama-sama. Dalam tangan pemuda, terletak kekuatan untuk membentuk masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Segera ambil peran, karena masa depan bangsa ini ada di tanganmu.
)* Kontributor Ruang Baca Nusantara