
Tangsel, Dinamikaonline.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, akan membangun dan merevitalisasi 20 gedung sarana pendidikan pada tahun 2025. Anggaran yang disiapkan untuk kegiatan ini mencapai Rp184 miliar.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan, pembangunan dan revitalisasi fasilitas serta gedung sekolah merupakan bagian penting dari upaya pemkot dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan yang layak dan berkualitas.
“Kita tahu betul kalau pendidikan adalah fondasi utama pembangunan di kota ini. Tentu, kami pastikan seluruh anak-anak di Tangsel bisa mendapatkan fasilitas belajar yang aman, nyaman dan memadai. Makanya, revitalisasi dan pembangunan fasilitas maupun gedung sekolah itu adalah jalan utama kita mewujudkan itu,” ujar Benyamin, (5/5/2025).


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Deden Deni juga mengatakan, pada tahun ini pemerintah akan melakukan revitalisasi bangunan pada sejumlah sekolah di wilayahnya.
Deden merinci bahwa dalam revitalisasi ini, pembangunan bakal dilakukan secara total dengan menambah beberapa fasilitas, sesuai dengan kebutuhan sekolah.
“Dibangun dari nol lagi, dibangun baru lagi. Yang tadinya satu lantai jadi tiga lantai. Jadi rombel (rombongan belajar) juga bertambah, lingkungannya lebih tertata, landscape-nya lebih tertata, terus ya dibikin baru lagi sesuai dengan prototipe,” paparnya.
Sehingga dengan revitalisasi ini, lanjut Deden, tidak ada lagi siswa yang masuk siang lagi.
Diketahui, Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) akan merevitalisasi dan membangun 20 gedung sarana pendidikan pada tahun anggaran 2025. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh dengan total anggaran sebesar Rp184 miliar.
Kepala DCKTR Kota Tangsel, Ade Suprizal, mengatakan proyek akan dimulai pada Juni 2025 dan ditargetkan rampung pada Desember tahun yang sama. Dari 20 sekolah yang akan dibangun dan diperbaiki, sembilan di antaranya merupakan sekolah menengah pertama (SMP), sembilan sekolah dasar (SD), dan dua lainnya taman kanak-kanak (TK).
“Pemilihan sekolah dilakukan berdasarkan dua indikator utama, yaitu kebutuhan ruang belajar atau rombongan belajar (rombel), serta kondisi bangunan yang mengalami kerusakan sedang hingga berat,” ujar Ade dalam keterangannya, Rabu (15/5).
Revitalisasi ini mencakup tidak hanya pembangunan fisik gedung utama, tetapi juga penyediaan sarana penunjang seperti perpustakaan, laboratorium, musala, lapangan olahraga, serta toilet yang ramah disabilitas. Hal ini sejalan dengan visi Pemerintah Kota Tangsel untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman, dan inklusif bagi seluruh peserta didik.
“Ini bukan sekadar membangun atau merenovasi gedung, tapi memastikan fasilitas yang mendukung proses belajar yang nyaman dan inklusif tersedia di semua sekolah,” tambah Ade.
Berikut adalah daftar sekolah yang masuk dalam proyek pembangunan dan revitalisasi:
Taman Kanak-kanak (TK): TK Pembina 8, TK Pembina 9
Sekolah Dasar (SD): SDN Sawah, SDN Jombang 03, SDN Ciater 1, SDN Ciputat 1, SDN Babakan 1, SDN Keranggan, SDN Kademangan 2, SDN Pondok Pucung 2, SDN Benda Baru 2
Sekolah Menengah Pertama (SMP): SMPN 6, SMPN 8, SMPN 12, SMPN 16, SMPN 17, SMPN 18, SMPN 20, SMPN 21, SMPN 24
Program ini diharapkan mampu mengatasi persoalan keterbatasan ruang belajar di sejumlah wilayah Tangsel. Pemerintah daerah optimistis bahwa penyediaan infrastruktur pendidikan yang layak akan berdampak langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
“Dengan pembangunan ini, kami ingin pastikan tidak ada lagi siswa yang harus belajar secara bergantian atau dalam ruangan yang tidak layak,” tegas Ade.
Langkah ini menjadi wujud komitmen Pemkot Tangsel dalam memperkuat sistem pendidikan sebagai fondasi utama pembentukan generasi muda yang unggul dan kompetitif.
(Red)