Oleh : Arzan Malik Narendra )*
Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus mengimbau kepada seluruh masyarakat agar mampu menekan aksi radikalisme dan intoleransi, terlebih kedua paham tersebut nantinya juga akan sangat berpotensi untuk melahirkan tindak terorisme. Maka dari itu sangat penting supaya penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan ideologi bangsa mampu diminimalisasi semaksimal mungkin.
Imbauan tersebut terus dilakukan oleh Satuan Bina Masyarakat Kepolisian Resor (Sat Binmas Polres) Tebing Tinggi yang melaksanakan kegiatan sambang kepada para guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Yapim Desa Paya Pasir Kecamatan Tebing Syahbandar Kabupaten Serdang Bedagai.
Kegiatan sambang sendiri dilaksanakan untuk mengajak kepada para guru agar mampu secara bersama-sama bersinergi dengan pihak aparat keamanan dalam menekan aksi intoleransi dan radikalisme yang kerapkali membawa beberapa isu mengenai agama, padahal isu tersebut merupakan sebuah isu yang sensitif di kalangan masyarakat Indonesia.
Bukan hanya sekedar menjadi isu sensitif saja, melainkan para kelompok radikal dan intoleran itu juga sering menunggangi isu agama untuk semakin memecah persatuan antar umat beragama yang sebenarnya sudah terjalin dengan sangat baik bahkan sejak jaman kemerdekaan dulu sebagaimana diupayakan oleh para pendiri bangsa.
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk bisa memiliki sikap yang kritis, utamanya terhadap beberapa buku bacaan yang kemungkinan disusupi oleh narasi yang mencoba untuk menyebarkan paham radikalisme.
Mengenai imbauan tersebut, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Ibnu Suhaendra menuturkan bahwa dengan sikap yang kritis itu, maka diharapkan para mahasiswa dapat memiliki daya tangkal dan juga sekaligus daya cegah mereka, khususnya terhadap paham radikalisme dan terorisme agar tidak semakin menyebar ke tengah masyarakat.
Dengan adanya buku-buku bacaan yang di dalamnya disusupi oleh paham radikalisme tersebut jelas akan sangat meracuni para pelajar dan mahasiswa serta bisa jadi secara tidak sadar mereka akan tercuci otaknya untuk kut menjadi barisan dalam paham radikal sehingga di kemudian hari sangat berpotensi untuk menjadi simpatisan teroris.
Terlebih, upaya pencegahan terhadap beberapa buku bacaan yang bermuatan radikalisme itu juga sangat penting bagi para generasi muda penerus bangsa supaya mereka memiliki daya tangkal yang kuat untuk mencegah agar radikalisme dan terorisme di Tanah Air bisa dihentikan mata rantai penyebarannya.
Pasalnya, peredaran buku bermuatan ajaran paham radikal itu mampu menjadi sebuah alat perekrutan untuk menyasar kepada para generasi muda yang mereka masih belum memiliki stabilitas emosi dan masih terus berupaya untuk mencari jati dirinya sendiri. Terlebih, penyebaran paham radikal di jaman sekarang ini juga terus didukung dengan penggunaan teknologi seperti media sosial.
Jelas sekali adanya hal tersebut dan bagaimana karakter yang dimiliki para pemuda yang masih belum stabil itu menjadi sasaran utama yang akan terus dimanfaatkan untuk para propagandis radikalisme dalam menyebarkan pemahaman mereka dan jaringan terorisme.
Maka dari itu, aparat keamanan sangat berharap kepada para mahasiswa untuk bisa melakukan pendeteksian secara dini, serta mampu memahami dan melakukan penyaringan terhadap buku-buku bacaan yang beredar agar tidak semakin terjerumus dengan ajaran yang menyimpang dan justru berlawanan dengan ideologi bangsa.
Bukan hanya bertentangan dengan ideologi bangsa saja, namun sejatinya ajaran paham radikal tersebut juga sangat bertentangan dengan bagaimana ajaran Tauhid yang benar dari Tuhan Yang Maha Esa, yang mana terus menekankan akan rasa cinta, kedamaian, kasih dan ketaatan, serta sejatinya terus menjadi sarana untuk mempromosikan perdamaian, dan malah bukan sebaliknya seperti paham radikal yang memecah belah.
Adanya kepedulian dari para mahasiswa dalam membaca buku dan disertai dengan bagaimana pola pikir secara kritis sebenarnya juga sangat bermandaar dan mampu memberikan penjelasan kepada masyarakat sekitar agar tidak ikut terjerumus dalam upaya propagandis radikal dalam menyebarkan paham mereka.
Sehingga, bisa dikatakan pula bahwa adanya daya kritis tersebut merupakan hal yang sangat penting karena para mahasiswa sendiri akan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Maka dari itu, nalar kritis merupakan hal yang penting sehingga mereka bisa memilah dan memilih dengan tepat.
Tidak hanya masyarakat secara umum serta para mahasiswa yang bertugas sebagai agen perubahan saja, namun adanya upaya untuk menangkal paham radikal dan terorisme serta intoleransi juga penting dilakukan oleh para pemerintah daerah (Pemda) setempat, beserta pra tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat di seluruh Indonesia.
Karena sangat penting, maka menjadi tidak heran mengapa aparat keamanan Republik Indonesia terus menggencarkan berbagai macam imbauan di tengah masyarakat agar seluruh warga mampu terlibat secara aktif dalam menekan aksi radikalisme dan intoleransi yang menyebabkan tindak terorisme dan semakin membahayakan seluruh pihak.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Siber Nusa