Oleh : Haikal Fathan Akbar)*
Aparat keamanan terus menggencarkan patroli secara dialogis kepada seluruh masyarakat untuk mengantisipasi berbahayanya penyebaran paham radikalisme, intoleransi dan terorisme. Adanya patroli dialogis tersebut dilakukan oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Balikpapan demi memberikan pemahaman serta imbauan kepada masyarakat.
Dengan digencarkannya hal tersebut, diharapkan dapat menjadi edukasi tersendiri kepada warga agar jauh lebih menganggap penting bagaimana sikap saling bertoleransi dan senantiasa menjaga kerukunan dalam bermasyarakat, termasuk juga untuk mencegah munculnya berbagai macam aksi terorisme hingga radikalisme yang jelas sangat mengancam keamanan dan ketertiban.
Bukan hanya pendekatan secara satu arah saja, melainkan aparat keamanan memberikan pendekatan secara dua arah atau dialogis, sehingga masyarakat pun diberikan kesempatan untuk bisa bertanya dan memberikan pendapat mereka mengenai beragam isu yang disampaikan tersebut.
Dengan adanya pendekatan dialogis atau dua arah itu, diharapkan pula akan bisa semakin menjalin hubungan baik antara petugas kepolisian dengan masyarakat setempat. Lebih lanjut, aparat keamanan juga memberikan sosialisasi mengenai beberapa program pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), serta memberikan informasi akan bagaimana cara melakukan pelaporan jika warga menemukan suatu tindak kejahatan, terorisme hingga radikalisme.
Pendekatan yang dilakukan, yakni patroli dialogis tersebut ternyata mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat setempat. Warga menyambut dengan sangat baik kehadiran para petugas kepolisian dan memberikan apresiasi yang sangat tinggi terkait bagaimana upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan itu dalam memberikan edukasi tentang bahayanya paham intoleransi, terorisme dan radikalisme.
Pihak aparat keamanan pun memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus melakukan patroli secara dialogis itu dan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah mereka masing-masing.
Tidak hanya aparat keamanan dari jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) saja, melainkan hal serupa juga dilakukan oleh jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI), yakni Koramil 03/GP Kodim 0503/Jakarta Barat yang menggelar kegiatan pembinaan Pramuka Saka Wira Kartika (SWK) untuk mengantisipasi bahaya laten dari komunis dan juga mengantisipasi bahayanya paham radikalisme.
Mengenai hal tersebut, Komandan Koramil 03/GP Kapten Infanteri (Inf) Sriyanto menjelaskan bahwa kegiatan pembinaan akan antisipasi bahayanya laten komunis dan juga bahayanya paham radikalisme itu merupakan kegiatan rutin yang memang terus dilaksanakan oleh pihaknya.
Kegiatan tersebut memang dilakukan secara rutinan lantaran untuk bisa mengantisipasi bagaimana berbahayanya laten komunis dan paham radikalisme, dengan tujuan untuk terus menjaga keutuhan dan kedulatan Negara Kseatuan Republik Indonesia (NKRI), kemudian juga semakin meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan dan pencegahan paham radikalisme bagi para generasi muda serta para pelajar, khususnya para Pramuka SWK.
Seluruh komponen bangsa memang perlu untuk selalu meningkatkan kewaspadaan diri mereka guna menangkal berbagai macam upaya untuk bangkitnya kembali ajaran komunis yang terus berusaha untuk merusak ketatanegaraan di Tanah Air, begitu juga dengan paham radikalisme yang juga selalu berupaya untuk merusak solidaritas kerukunan antar komponen bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah NKRI.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang peranan aktif yang dilakukan oleh seluruh masyarakat di Indonesia untuk melaporkan adanya potensi akan ancaman ataupun perilaku yang mencurigakan memang juga sangat dibutuhkan oleh aparat keamanan. Pasalnya, dengan adanya informasi dari para warga tersebut, merupakan salah satu langkah yang konkret dalam menjaga keamanan di lingkungan sekitar mereka.
Maka dari itu, aparat keamanan terus menjalin kerja sama dengan seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga berbagai macam komunitas lokal untuk semakin memperkuat adanya pendekatan secara preventif. Karena dengan dilakukannya kolaborasi tersebut, maka diharapkan seluruh pesan moderat dan sikap toleransi juga dapat lebih mudah tersampaikan dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Paham radikalisme, intoleransi dan terorisme sendiri memang sampai saat ini terus menjadi salah satu ancaman yang sangat serius bagi bangsa dan negara, bahkan juga mampu mengancam dunia. Untuk itu, bukan hanya sekedar partoli dialogis semata, namun aparat keamanan juga mengadakan sosialisasi demi pencegahan akan bahayanya paham radikalisme dan intoleransi itu.
Sosialisasi yang dilakukan memiliki tujuan untuk terus menebarkan perdamaian dan semakin menjaga kebhinnekaan di tengah perbedaan yang sifatnya niscaya diantara seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk juga mampu semakin meningkatkan kondusifitas, terlebih menjelang pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang.
Untuk mengantisipasi akan bagaimana berbahayanya paham radikalisme, intoleransi dan terorisme, maka menjadi tidak heran aparat keamanan menggencarkan patroli dialogis hingga sosialisasi ke seluruh masyarakat, dengan menggandeng banyak elemen sekaligus, termasuk para pemuda, para tokoh agama hingga tokoh masyarakat.
)* Penulis adalah Kontributor Vimedia Pratama Institute