Oleh : Stefanus Putra Imanuel )*
Penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks telah menjadi ancaman serius bagi integritas Pemilu di Indonesia. Seiring dengan mendekatnya Pemilu 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama lembaga terkait mengambil langkah-langkah strategis agar dapat turut serta menciptakan pemilu yang jujur dan adil.
Dari kampanye penyadaran masyarakat hingga upaya teknologi canggih dalam identifikasi hoaks, semuanya dilakukan dengan satu misi utama, yaitu menjadikan Pemilu sebagai panggung yang bersih, jujur, dan adil. Kemkominfo, di bawah kepemimpinan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Usman Kansong, telah menjalankan peran krusial dalam melindungi ruang siber dari serangan hoaks yang dapat mengacaukan proses demokrasi.
Usman Kansong menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjadikan pemilu sebagai momentum untuk mempererat persaudaraan dan perdamaian. Dalam berbagai kesempatan, ia menyoroti betapa vitalnya hak pilih setiap warga negara, terutama mengingat tanggal 14 Februari 2024 sebagai momentum pelaksanaan Pemilu. Upaya nyata Kemkominfo mencakup kampanye antihoaks dan ajakan menolak politik uang sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat.
Pemerintah melalui Kemkominfo tidak hanya berkampanye, tetapi juga memberikan solusi konkret dalam menjaga ruang siber. Sosialisasi tentang penggunaan media sosial yang baik selama masa pemilu, identifikasi otomatis untuk mencegah dan menanggulangi hoaks, serta patroli siber 24 jam dan penerimaan aduan masyarakat terkait hoaks menjadi langkah konkret yang diambil.
Kerjasama dengan lembaga penegak hukum seperti kepolisian, Bawaslu, dan Polri menjadi bukti bahwa Kemkominfo tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Dengan adanya dukungan ini, diharapkan penyebaran hoaks dapat ditekan, dan pelaku penyebarannya dapat ditindak secara hukum.
Masyarakat juga diajak berperan aktif dalam memerangi hoaks dengan melaporkan konten yang mengandung informasi negatif ke aduankonten@kominfo.go.id. Usman Kansong menjelaskan bahwa kampanye “Perbedaan pilihan sementara, Persaudaraan selamanya” bukan hanya slogan, melainkan sebuah pandangan hidup yang harus dihayati bersama.
Menghadapi Pemilu 2024, dosen Ilmu Komunikasi dari Universitas Pasundan (Unpas), Tresia Wulandari, menyoroti peran penting milenial dan Generasi Z dalam menangkal berita hoaks. Melalui penelitiannya, Tresia mengungkapkan bahwa kedua kelompok ini memiliki peran strategis karena dekat dengan media sosial dan merupakan pemilih pemula yang jumlahnya signifikan.
Sosialisasi menjadi kunci efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama milenial dan Gen Z, agar tidak terprovokasi oleh berita hoaks. Literasi media juga dianggap sebagai faktor penting, dan Tresia menyarankan metode pembelajaran politik tanpa kepentingan politik tertentu sebagai solusi untuk meningkatkan pemahaman mereka.
Tresia memperingatkan bahwa berita hoaks politik bisa memicu perpecahan di masyarakat, dan literasi politik perlu ditingkatkan agar masyarakat mampu menyaring dan melakukan cross-check terhadap sumber-sumber informasi.
Kampanye “Milenial dan Gen-Z: Cegah Hoaks, Ciptakan Pemilu Berkualitas” menjadi langkah konkrit untuk mendorong partisipasi aktif dari kelompok ini.
Sebagai respons atas peran penting mahasiswa dalam menangkal hoaks, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Berau (BEM UMB) menggelar orasi pemilu damai. Dalam orasinya, Ketua BEM UMB Sainudin menekankan pentingnya bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial, terutama berita hoaks.
BEM UMB tidak hanya menyuarakan penolakan terhadap hoaks melalui orasi, tetapi juga secara langsung berpartisipasi dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan membagikan selebaran. Aksi ini diharapkan dapat memberikan edukasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilu damai dan berintegritas.
Ketua Bawaslu Berau, Ira Kencana, memberikan apresiasi terhadap inisiatif mahasiswa tersebut dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar menjadi pemilih cerdas. Ia menekankan bahwa pemilih muda pada Pemilu 2024 menjadi tantangan, dan literasi politik serta kewaspadaan terhadap hoaks menjadi kunci keberhasilan.
Dalam konteks pengamanan siber, Polres Berau turut serta dalam upaya menjaga kondusivitas selama Pemilu. Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Ardian Rahayu Priatna, menjelaskan bahwa patroli siber tidak hanya dilakukan berdasarkan laporan, tetapi juga sebagai upaya pencegahan untuk mengamankan gelaran pesta demokrasi. Dengan keberlanjutan patroli siber, diharapkan situasi di ranah siber dapat terjaga sepanjang tahapan pemilu.
Tangkal hoaks sebagai garda terdepan menuju pemilu yang jujur dan adil adalah tanggung jawab bersama kita sebagai masyarakat Indonesia. Setiap individu, lembaga, dan elemen masyarakat memiliki peran unik dalam menciptakan atmosfer yang kondusif. Semua langkah konkret yang telah diambil oleh pemerintah, akademisi, mahasiswa, dan aparat kepolisian menunjukkan komitmen bersama untuk mewujudkan Pemilu yang jujur, adil, dan berkualitas.
Dalam menghadapi Pemilu 2024, mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan, serta menghargai perbedaan pilihan dengan bijak. Pemilu adalah cerminan dari kekuatan demokrasi kita, dan melalui usaha bersama, kita dapat memastikan bahwa suara rakyat Indonesia benar-benar terwakili dengan baik. Sejalan dengan itu, mari kita menjadi garda terdepan dalam melawan hoaks, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dan membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa dan negara kita.
)* Penulis adalah kontributor Citaprasada Institute