Oleh Juwita Aryani )*
Pemilu merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara. Tidak hanya menjadi ajang untuk menentukan pemimpin, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam pembentukan kebijakan negara. Pemilu 2024 di Indonesia menjadi momentum krusial yang memerlukan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk menyukseskannya dengan damai dan bermartabat.
Generasi muda memiliki peran strategis dalam proses demokrasi, seiring dengan perubahan dinamika sosial, politik, dan teknologi yang semakin cepat. Keberhasilan Pemilu tidak hanya terletak pada penyelenggaraan yang transparan dan adil, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai tahapan pemilihan, dari pendataan pemilih hingga pengawasan pelaksanaan pemungutan suara.
Salah satu langkah krusial yang dapat diambil oleh generasi muda adalah meningkatkan pemahaman akan politik dan demokrasi. Pendidikan politik yang baik akan membantu mereka memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, memahami peran institusi-institusi politik, serta memahami dampak kebijakan terhadap kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman ini, generasi muda dapat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong, mengajak generasi muda, baik milenial maupun generasi Z mencari informasi yang benar mengenai Calon Legislatif (Caleg) yang akan dipilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 14 Februari 2024 di Pemilu Damai Pedia. Pemilu Damai Pedia yang diluncurkan oleh Kementerian Kominfo merupakan salah satu medium yang bisa dilihat untuk mendapatkan informasi segala hal tentang Pemilu 2024, termasuk calon-calonnya.
Dirjen IKP Usman mengatakan, dalam buku elektronik itu generasi muda bisa mencari berbagai informasi mengenai caleg yang akan dipilih, mulai sejarahnya, karakternya, hingga terdaftar di Tempat Pemungutan Suara (TPS) mana. Caranya mudah, yakni dengan memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) atau memasukkan nomor paspor untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Generasi muda juga memiliki tanggung jawab untuk aktif berpartisipasi dalam seluruh proses Pemilu, mulai dari pendaftaran sebagai pemilih, sosialisasi kebijakan, hingga pemilihan itu sendiri. Mereka dapat terlibat dalam kampanye pemilihan, diskusi publik, dan mendukung kegiatan-kegiatan yang mendukung transparansi dan integritas Pemilu.
Penting bagi generasi muda untuk menghindari jebakan politik identitas yang dapat memecah belah masyarakat. Mereka dapat berperan dalam menumbuhkan kultur diskusi yang sehat dan membangun, di mana perbedaan pendapat dapat disampaikan dengan sopan tanpa menimbulkan konflik yang merugikan.
Memanfaatkan teknologi sebagai alat pendukung juga menjadi kunci sukses. Generasi muda dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat dan edukatif, serta menggalang dukungan untuk nilai-nilai demokrasi. Pemanfaatan teknologi juga dapat membantu dalam memonitor dan melaporkan potensi pelanggaran selama proses pemilihan.
Selain informasi caleg, Pemilu Damai Pedia juga bisa digunakan untuk mengecek informasi hoaks terkait pemilu yang mulai banyak beredar di berbagai platform. Dengan demikian, maka generasi muda diharapkan bisa ikut mengawasi penyebaran hoaks maupun ujaran kebencian yang banyak beredar di media sosial, serta berpartisipasi aktif dengan datang mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) nanti. Pemilu Damai Pedia juga membangun fungsi pengawasan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa melaporkan bila menemukan dugaan atau potensi pelanggaran pemilu melalui Pemilu Damai Pedia.
Sejak Januari sampai 12 Desember 2023, Kemenkominfo menemukan 171 isu hoaks pemilu. Untuk itu, masyarakat dapat melaporkan dugaan pelanggaran pemilu melalui Pemilu Damai Pedia. Adapun hoaks politik sering kali dituding sebagai penyebab konflik dan polarisasi di masyarakat. Untuk itu, Pemilu Damai Pedia berikhtiar mewujudkan Pemilu damai dengan menampilkan informasi sebenar-benarnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi berharap, Pemilu Damai Pedia menjadi senjata ampuh dalam memerangi hoaks politik. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat turut serta mewujudkan Pemilu 2024 yang damai dan beradab.
Peran generasi muda tidak berhenti setelah pemilihan berakhir. Mereka dapat terlibat dalam pengawasan pelaksanaan Pemilu dan melaporkan potensi pelanggaran atau ketidakberesan yang terjadi. Dengan demikian, mereka turut berkontribusi dalam memastikan integritas dan keberlanjutan proses demokrasi. Namun, generasi muda juga terus ditekankan untuk dapat memposisikan dirinya sebagai subjek, bukan objek agar tidak selalu dijadikan bahan kampanye oleh Caleg maupun Calon Presiden (Capres) serta menghindari hoaks.
Dalam kesimpulannya, generasi muda memiliki peran penting dalam menyukseskan Pemilu 2024 yang damai. Dengan meningkatkan pemahaman politik, aktif berpartisipasi dalam seluruh proses pemilihan, menghindari politik identitas, memanfaatkan teknologi secara bijak, dan terlibat dalam pengawasan Pemilu, generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam pembentukan masa depan demokrasi Indonesia. Suksesnya Pemilu tidak hanya tanggung jawab penyelenggara, tetapi merupakan hasil kerja sama seluruh elemen masyarakat, dengan generasi muda sebagai ujung tombaknya.
)* Penulis merupakan aktivis gerakan Indonesia Memilih