Oleh : Arzan Malik Narendra )*
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mengajak seluruh pemilih pemula, yang merupakan generasi muda bangsa Indonesia untuk bisa lebih jauh mengenali dengan baik seluruh peserta Pemilu 2024 mendatang sebelum pada akhirnya menentukan keputusan hendak memilih siapa dalam pesta demokrasi nanti.
Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty mengajak kepada pemilih pemula, khususnya mereka yang merupakan berasal dari kalangan kaum santri, untuk juga jauh lebih turut berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap seluruh proses serta rangkaian berjalannya Pemilihan Umum mendatang.
Menurutnya, pelaksanaan kontestasi politik itu juga merupakan milik dari seluruh kalangan, termasuk juga para pemilih pemula yang merupakan generasi muda hingga juga termasuk menjadi milik dari kaum santri pula. Maka dari itu, sangat penting kepada semua pihak mampu memahami dan juga mengawasi pelaksanaan Pemilu agar jangan sampai terjadi manupulasi suara.
Tidak bisa dipungkiri bahwa bisa saja dalam pengalaman pertama kali ketika hendak menentukan suara di bilik pencoblosan, para pemilih pemula itu mengalami kebingungan. Maka dari itu, mereka jangan sampai melakukan kesalahan dalam menentukan siapa calon pemimpin bangsa mendatang.
Agar para pemilih pemula itu tidak salah pilih ke depannya, maka hendaknya mereka semua harus mampu untuk menggali informasi sebanyak mungkin terkait dengan bagaimana mekanisme dalam pencoblosan hingga yang paling penting adalah menggali informasi mengenai siapa sosok calon pemimpin yang hendak mereka pilih.
Bawaslu berharap supaya suara yang berasal dari para pemilih pemula itu tidak berasal dari pengaruh orang lain ataupun hanya sekedar ikut-ikutan golongan hingga kelompok tertentu saja, melainkan memang suara yang mereka hasilkan merupakan suara murni dari pilihan hati mereka sendiri.
Pasalnya, suara yang akan disumbangkan oleh para pemilih pemula itu jelas akan menjadi penentu bagaimana nasib masa depan bangsa Indonesia dan juga bagaimana nasib dari penegakan asas demokrasi di Tanah Air kelak, sehingga jangan sampai suara tersebut justru merupakan hasil dari intervensi pihak manapun.
Hal senada juga terus digencarkan oleh Bawaslu Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar). Ketua Bawaslu Kalbar, Yesi Mayasanti mengajak kepada semua pemilih pemula di daerah perbatasan, yakni Sajingkan Besar, Indonesia – Sarawak, Malaysia untuk bisa mengikuti hingga mengawal setiap proses berjalannya pemilihan umum.
Baginya, para pemilih pemula itu mampu menjadi relawan pengawasan dan bisa memastikan agar pesta demokrasi berjalan sebagaimana mestinya. Jika misalnya terdapat hal yang mencurigakan ataupun bersifat melanggar, maka pihak Bawaslu mengimbau kepada para pemuda untuk melaporkan sesegera mungkin kepada pegawas pemilu di desa mereka masing-masing melalui panwas desa.
Penting pula menyampaikan kepada para pemilih pemula itu agar mereka jangan sampai termakan dengan adanya berbagai macam kampanye negatif yang bertebaran di media sosial termasuk juga dari pihak peserta pemilu atau tim pemenangan tertentu. Para pemilih pemula juga diharapkan untuk tidak menyebarkan informasi yang sama sekali belum tentu bisa dikonformasi akan kebenarannya.
Beberapa ciri kampanye negatif adalah ketika adanya penyebaran berita bohong, kemudian dalam hal tersebut terdapat unsur ujaran kebencian dan juga informasi yang sama sekali belum valid atau justru tidak dikeluarkan oleh pihak otoritas yang sebenarnya berwenang, kemudian biasanya juga informasinya akan bersifat multi tafsir, bersifat dugaan, kesimpiulan yang salah serta bisa jadi tetap faktual namun menyinggung entitas kelompok lain.
Terkait dengan bagaimana strategi dalam menekan isu negatif itu terus muncul di permukaan, pihak Bawaslu juga menggencarkan literasi perihal kampanye supaya tidak sampai menyebarkan berita hoaks, sampai dengan klarifikasi dan mengimbau agar jangan sampai adanya penyebaran isu negatif. Pengawasan di berbagai platform media sosial pun terus dilakukan hingga melakukan penindakan terhadap para pelanggar yang melakukan pelanggaran.
Sosialisasi juga terus digencarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melakukan sosialisasi ke sebanyak 160 pelajar SMA se-derajat di Kabupaten Fakfak Papua Barat. Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Fakfak, Nur Hasmiah menyebutkan bahwa tujuan dari diadakannya sosialisasi tersebut adalah untuk memberikan rangkaian informasi kepada para pemilih pemula terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024.
Penyuluhan lain juga dilakukan oleh KPU Kota Banjar yang melaksanakan sosialisasi kepada sebanyak ratusan pemilih pemula. Mereka menggandeng para jurnalis untuk bisa memberikan sosialisasi mengenai bagaimana caranya untuk menangkal adanya berita hoaks seputar Pemilu 2024.
Nasib bangsa ini berada di tangan para generasi mudanya, yang mana menjadi pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Maka dari itu, bagaimana kebaikan dari nasib bangsa ini mendatang, seluruhnya juga menjadi tanggung jawab bersama, sehingga hendaknya para pemilih pemula harus benar-benar mengetahui dengan pasti siapa sosok pemimpin yang hendak mereka pilih, bukan berasal dari ajakan pihak lain atau disertai dengan adanya intervensi, melainkan murni dari hasil riset yang dilakukan dan berasal dari hati nurani masing-masing.
)* Penulis merupakan Analis pada Lembaga Siber Nusa